Kamis, 09 Oktober 2008

LITERATUR EKOPER

Air adalah suatu zat pelarut yang bersifat yang sangat berdaya guna,yang mampu melarutkan zat-zat lain dalam jumlah besar dari pada zat cair lainnya.Sifat-sifat ini dapat dilihat dari banyak unsur-unsur pokok yang terdapat dalam air laut.(Hutabarat, 2000)

Ekosistem air laut dapat dipandang dari dimensi horizontal dan vertical.Secara horizontal laut dibagi menjadi dua yakni laut pesisir(zona neritik) yang meliputi daerah paparan benua,dan laut lepas(Zona oseanik).Sedangkan pembagian secara vertical dilakukan berdasarkan intensitas cahaya matahari yang memasuki kolam perairan yaituzona fotik,dan zona afiotik.(Dahuru ete el ,1996)

Seperti diketahui air laur rasanya asin karena mengandung garam.Anehnya orang jarang menanyakan asal - usul garam tersebut.Mula-mula diperkirakan bahwa zat-zat kimia yang menyebabkan air laut asin berasal dari darat yang dibawa oleh sungai-sungai yang mengalir ke laut, entah itu dari pengikisan batu-batuan darat,dari tanah longsor,dari hujan,atau dari gejala alam lainnya,yang terbawa oleh arus air sunga ke laut.Jika hal ini benar terjadinya tentunya susmen kimiawi sungai tidak akan berbeda dengan susmen air laut.(Hutabarat,2000)

Laut merupakan ekosistem terbesar di bumi.Laut di dunia merupakan kesatuan ekosistem di mana serangkaina komunitas dapat mempengaruhi factor-faktor fisika-kimia air laut di sekelilingnya.Ekosistem yang besar ini dapat dibagi menjadi daerah-daerahyang kecil.Parameter fisika dan kimia mempengaruhu laut dan sekitarnya yang berbeda terhadap populasi di daerah tersebut(Nyebaken, 1988)

Odum(1971)mengatakan rendahnya tingkat produktivitas di perairan pada umumnya berhubungan dengan tingkat atau cara pengeloaan yang baik.Cara ini membahayakan kelestarian populasi ikan di perairan tersebut.Akibat tidak adanya perhitungan sama sekali mengenai populasi ikan pada tahun-tahun berikut.

Weber dalam Sedana (1988) mengatakan bahwa indeks keragaman merupakan salah suatu alat untukmengukur kualitas lingkingan yang berdasarkan pada jumlah spesies dan distribusi individu dalam masing-masing spesies.

Nilai keseragaman yang digunakan untuk menilai keseimbangan penyebaran jenis pada suatu periaran karena ia merupakan ratio dari jumlah dari taksa yang semestinya ada pada indeks keseragaman.(Odum ,1971

1.PARAMETER FISIKA

1.1.SUHU

Menurut Nontji(1979)menyatakan bahwa suhu air di permukaan dipegaruhi oleh kondisi meteorology yakni curah hujan,penguapan ,kelembapan udara,suhu udara,keceptan angina,dan intesitas radiasi matahari.Oleh sebab itu suhu di permukaan biasanya mengikuti pada musiman.

Suhu perairan biasanya akan meningkat apabila intesitas cahaya matahari yang masuk ke dalam periaran dalam jumlah yang besar.Menurut dahuri et el (1996)suhu periaran dipengaruhi oleh radiasi dan posisi matahari ,letak geografis, musim,kondisi awan,proses interaksi air dengan udara seperti kenaikan panas,penguapan dan hembusan angin.

Suhu yang menghubungkan suhu yang sama(isoterm)secara umum dari barat ke timur.Dekat pantai keadaan arus mungkin akan membelokkan isoterm ini ke arah utara atau selatan.Sepanjang batas timur lautan juga dijumpai suhu yang terendah pada permukaan yang disebabkan oleh up welling dari lapisan air di bawah permukaan.(Ghalib,1999)

1.2.KECERAHAN

Schram(1990)menyatakan bahwa kecerahan suhu perairan dapat mempengaruhi suplai oksigen, yang mana cahaya matahari yang masuk ke dalam periaran akan dimanfaatkan oleh tumbuhan air untuk melangsungkan fotosintesis sehingga menghasilkan oksigen.

Nilai kecerahan suatu perairan berlawanan dengan nilai kekeruhan dan kekeruhan perairan berkaitan erat dengan jenis sedimen yang terakumulasi dan kuat arus.Di mana pada perairan yang kandungan sedimennya didominasi oleh fraksi lumpur dan senantiasa teraduk oleh arus.Sedimen yang berlumpur akan lebih keruh jika dibandingkan dengan perairan yang sedimennya berpasir.(Lukman,1994)

Menurut Nyebaken(1992) bagi tumbuhan akuatik intesitas cahaya sangat menentukan dalam penggunaan energi untuk fotosintesis.Dengan kata lain tumbuhan akan berkurang energi jika intensitas cahaya berkurang.Semakin cerah suatu perairan maka semakin jauh cahaya matahari dapat menembus ke dalam perairan.

Selanjutnya menurut Nyebaken (1992) rendahnya tingkat kecerahan aatau tingginya kekeruhan menyebabkan penetrasi cahaya menurun sehingga fotosintesis oleh fitoplankton dan tumbuhan bentik akan terganggu dan mengakibatkan produksi primer menurun.

1.3.KEDALAMAN

Kedalaman diukkur dengan menggunakan tali yang telah diberi pemberat yang alatnya dimasukkan ke dalam perairan sampai pemberat mencapai dasar perairan.Kemudian pengukuran dimulai dari tali dari permukaan perairan sampai pada alat pemberat(Haslinda,1992)

Arus akan dipengaruhi oleh topografi dasar perairan ,olehkarena itu distribusi fraksi sedimen sangat tergantung dari bentuk dasar peraian terutama keadaan kedalaman karena akan mempengaruhi bentuk dan pola arus.(Panggabean,1994)

1.4.KEKERUHAN

Kekeruhan atau turbiditas adalah istilah yang digunakan untuk menyatakan derajat kegelapan d dalam air yang disebabkan oleh bahan yang melayang bak oganik maupun onargonik.Bahan yang melayang ini mrnyebabkan kekeruhan yang akan mempengaruhi warna air(Haslinda,1992).

Tingkat kekeruhan yang tinggi dapat disebabkan leh erosi di daerah hulu maupun kegiatan pergerakan sehingga menyebabkan terganggunya penetrasi cahaya,dan juga dapat merusak habitat dasar dan metabolisme hewan dasar karena terjadi penyumbatan.(Dahuri et el,1996)

2.PARAMETER KIMIA

2.1.pH

Derajat keasaman(pH) adlah suatu ukuran dari konsentrasi ion H+ dan menunjukkan suasana air tersebut apakah dalam keadaan asam atau basa.Secara alamiah oH perairan dipengaruhi oleh konsentrasi CO2 dan senyawa-senyawa bersifat asam.(Hasibuan, 2001)

Walaupun air murni mempunyai pH netral karena diasosiasi molekul air menghasilkan jumlah ion-ion H+ dan OH- yang sama,keadaan CO2 dan sifat basa yang kuat dari ion natrium,kalium dan kalsium dari dalam air laut sedikit basa.Biasanya sedikit bervariasai antara pH 7,5 sampai pH 8,4(Nyebaken, 1992)

Derajat keasaman mempengaruhi daya tahan organisme di mana perairan yang pH-nya rendah maka penyerapan O2 oleh organisme akan terganggu.(Pennak, 1990)

2.2.Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut merupakan parameter yang samgat penting dalam kehidupan organisme.Setiap organisme membutuhkan O2 untuk respirasi dan selanjutnya untuk metabolisme yang diperuntukan untuk perombakan organik menjadi sari makanan yang dimanfaatkan untuk pertumbuhan energi, perkembangan biak dan bergerak.(Sedana et el,2001)

Nyebaken(1992) menyatakan bahwa ada dua macam gas yaitu oksigen dan karbondioksida yang terlarut di dalam air.Kelarutan gas-gas dalam perairan adalah suatu funfsi dari suhu.Makin rendah suhu maka makin besar kelarutannya.Oleh karena itu semakin dingin suatu perairan maka makin banyak oksigen yang dikandungnya.

Fardiaz(1992) menyatakan bahwa oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kebutuhan organismeair.Di mana oksigen terlarut ini difungsikan untuk mempertahankan kinsentrasi O2 maksimal yang dibutuhkan untuk kehidupan.

Sastrawijaya(1991)menyatakan bahwa kadar oksigen dapat dijadikan ukuran untuk melakukan atau untuk menentukan mutu air.Kehidupan di air dapat bertahan jika ada O2 minimal 5 mg setiap liter(5 ppm)

Pengukuran DO melalui titrasi berpatokan pada Metode Winkler(Alert dan Santika, 1984).Air mampu diambil dengan mengunakan botol BOD tanpa terjadi atau tanpa terdapat gelembung udara,kemudian ditambah 1 ml larutan KI alkaline dan 1 ml asan Sutrat dikocok dengan jati-hati hingga semau endapan hilang.Setelah itu diindahkan ke dalam erlemeyer bervolume 100 ml dan titrasi dengan tiosulfat hingga berbentuk kuning muda lalu masukkan 2-3 tetes indikator amilum hingga warna biru tua muncul.

2.3.KARBONDIOKSIDA BEBAS

Karbondioksida merupakan gas yang dubutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan ,air renik maupun tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis.Konsentrasi karbondioksida yang baik tidak lebih dari 25 ppm dan tidak kurang dari 10 ppm(Kordi, 2000)

Selanjutnay Odum(1993) menyatakan kandungan karbondioksida bebas dalam air tidak boleh dari 25 ppm.

2.PLANKTON

2.1.Fitoplankton

Istilah plankton pertama kali digunakan oleh Victor Hensen(1889) berasal dari bahasa Yunani yaitu plankton yang artiny a mengembara atau kekeliaran.Menurut Boney(1975) plankton tersusun atas jaad-jasad hewani mikroskopis (phytoplankton) dan jasad-jasad hewani (Zooplankton) yang terdapat di laut maupun di air tawar ,hidup bebas terapung dan gerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan angin.

Siagian(2001)menjelaskan bahwa phytoplankton merupakan tumbuhan air yang sangat kecil yang terdiri dari beberapa kelas ,yag sangat tergantung pada cahaya matahari terdapat pada permukaan air sampai kedalaman penetrasi cahaya matahari.Dan phytoplankton ini merupakan produsen utama(Primery producer) zat-zat organik yang komplek dari bahan-bahan organik dan dari bahan anorganik yang sederhana melalui proses fotosintesis.

Keberadaan fitoplankton perlu didukung oleh adanya unsur hara dan zat organik lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk proses fotosintesis.Walaupun demikian beebagai faktor lingkungan lainnya juga berperan penting dalam kehidupan plankton .Faktor tersebut antara lain suhu, Ph ,kadar O2 ,CO2 bebas, kecerahan ,alkalinitas, arus dan hubungan antara spesies.(Elita ,1997)

Kelimpahan fitoplankton didefenisikan sebagai jumah individu fitoplankton per satuan liter air(Raymont ,1962). Sedangkan menurut Boney (1975) menyatakan bahwa kelimpahan fitoplankton di daerah tropis lebih rendah jika dibandingkan daerah sedang.

Selanjutnya menurut Goldmen (Dalam dalam Jummariani, 1994) perairan yang tingkat kesuburannya rendah mencapai kelimpahan kurang dari 10 4 sel/ml atau lebih.

Tidak ada komentar: